Senin, 30 November 2015

ROLEX & BATU AKIK

Dahulu kala, sekitar tahun 2011 - 2013, saya sempat terkena demam batu cincin, Blue Safir Ceylon yang warnanya sama dan hanya berbeda bentuk mungkin lebih dari setengah lusin ada di laci. Ruby, dari Glass Filling Madagaskar sampai Star Ruby Ceylon pernah dibeli/ ditukar jam tangan..

Waduh, kalau ingat kelakuan itu, konyol sekali...!!! pada akhirnya sewaktu bosan, cincin - cincin tersebut dijual, alhamdulillah...Rugi 50% rata -rata..ha ha

Jumat, 27 November 2015

KEINDAHAN DIBALIK ANGKERNYA KERIS

Selain pandangan bahwa sanya sebilah keris adalah sebuah pusaka nan angker, hitam legam dan beracun, maka terdapat pula keindahan dari segi pembuatan dan ornamennya.

Yang paling gampang, secara kasat mata dapat dilihat meskipun menggunakan kacamata orang awam seperti halnya saya, adalah perabotan keris yang meyertai bilahnya.

Gambar di samping adalah contoh dari betapa indah Kinatah (lapisan ) emas yang menghiasi gandik keris. Lalu cincin keris yang terbuat dari emas, diukir sedemikian detil dan teliti dengan motif flora, cantik menyangga hulu gading nan berukiran rumit dengan bentuk Jawa Demam.

Ada sementara penggemar keris, lebih suka mengkoleksi hulu keris yang indah, unik, primitif bahkan sudah menjadi artefak, yang kadang harga nya jauh lebih tinggi dari bilah kerisnya. Memang agak sulit untuk mencapai tingkatan lebih menghargai besi/ bilah dibanding hulunya.

Lantas, Anda tipe yang bagaimanakah? 

Rabu, 25 November 2015

VINTAGE OMEGA SEAMASTER CHRONOMETRE BUMPER

Dari sekian banyak Omega Seamaster yang pernah kulihat, mungkin ini yang menjadi salah satu favorit ku, Even rarer than Omega Constellation, membuat Omega Bumper ini sangat sulit ditemukan dalam kondisi yang masih mulus terawat.

Posisi Lettering nya pun unik, saat lazimnya Dial Omega Chronometer berada dibawah Logo Omega, Seamater Bumper ini menempatkan Klaim chonometer nya tepat dibawah tulisan SEAMASTER. Jadi mengingatkanku pada SEAMASTER CONSTELLATION yang legendaris itu ha ha

Is it a heirloom ??? Go find your own opinion...

Kamis, 19 November 2015

VINTAGE OMEGA SEAMASTER

Omega Seamaster Circa 1958s

Case           : 34 mm Goldcapped 14K YG
Movement  : Omega Caliber 501
Dial             : Honeycomb Chapter Ring Dial

Dari sekian banyak Vintage Omega Seamaster yang masih bertahan sampai kini, Si Cantik Penguasa Laut  ini adalah salah satunya. Jangankan untuk seorang Saya, mungkin untuk kelas kolektorpun dapat tertarik untuk meminangnya. Bahkan, setelah bertahun-tahun, seorang teman dari Patani masih sering menanyakan apakah Jam ini akan dilepas/ dimaharkan. Permasalahannya, kalau jam ini saya lepaskan, lalu ...kapan lagi saya bisa mendapatkan penggantinya???
 
Lihatlah dialnya yang putih bersih nan berseri... ibarat gadis perawan yang belum sempat terjamah jari-jemari perjaka, menebar pesona memikat hasrat untuk menjamah...

Jemari perjaka itu hanya sebatas membelai mahkota yang terkadang jika hendak dipakai mau tak mau dianya disentuh, agar tangan-tangannya bergairah untuk berpacu...

Lihatlah tangan-tangan nan runcing membelai di atas permukaan wajahnya...
Kerap bercengkrama namun tetap tak tega untuk menggores wajah nan rupawan...
Jika kau buka bajunya, niscaya body mulus tak tersentuh yang kan tampak di situ...
Body mulus bak pualam bersinar hingga kita dapat berkaca di permukaannya...

ini nulis apaan sih???

Lebayy...

Selasa, 17 November 2015

OMEGA CONSTELLATION CALENDAR

Omega Constellation Circa 1959s
Case : 35mm Steel
Movement : Omega Caliber 504

Sama halnya dengan penamaan Seamaster Calendar, maka julukan Constellation Calendar melekat kepada Omega Constellation dengan mesin Caliber 504 di dalamnya. Memang ada juga beberapa Dial Omega dengan mesin Caliber 561 menggunakan embel-embel Calendar, namun The Real Deal Constellattion CALENDAR adalah movement Caliber 504.
Apakah yang membuat Constellation ini Spesial ?
Ada beberapa jawaban yang dapat saya kemukakan , diantaranya adalah:
1. Limited Production : inilah Omega Constellation yang diproduksi paling SEDIKIT sepanjang sejarah Omega, tercatat kurang lebih HANYA 28.000 pieces di seluruh dunia, bandingkan dengan Constellation lain yang diproduksi ratusan ribu bahkan jutaan pieces. Sayang sekali catatan berapa jumlah Omega Constellation yang diproduksi Omega milik saya sudah hilang bersamaan matinya Blog saya terdahulu dan juga rusaknya harddisc CPU di rumah, masih tidak ada semangat untuk mendokumentasikannya lagi...

2. Omega Constellation Pertama dengan Fitur Tanggalan, Jelas kan !
3. Omega Constellation Pertama dengan Jarum yang nyeleneh, perhatikan Lume berbentuk Segitiga besar di jarum Hournya
4. Omega Constellation pertama dengan desain case yang berbeda
5. Katanya desainernya adalah Gerald Genta yang legendaris itu loh
6. Silahkan cari lagi sendiri kelebihannya...

Senin, 16 November 2015

KERIS JALAK HULU JAWA DEMAM

Sesungguhnya, kerisnya adalah keris koleksi lama, awal-awal bermain keris sekitar awal tahun 2015. 
Sama halnya dnegan Omega Constellation yang saya ceritakan di posting sebelumnya, Keris ini juga berasal dari 3 pusaka yang berbeda.

~~Bilah dari Rajabasa Lampung, ini yang paling awal saya dapatkan
~~Sarung dari Keris Lampung juga, keris Luk 11 pamor Junjung Derajat (istilah umumnya)
~~Hulu Gading, yang terbaru saya dapatkan dari Keris Jalak Lampung berpamor Chaka Semaka

Untuk mengatasi kebosanan atau jenuh, biasanya dalam sebuah hobby, saya suka bereksperimen dengan variasi bagian dari benda itu sendiri. Contohnya, gonta-ganti strap atau bracellet di Jam Tangan dan yang akhir-akhir ini saya serig lakukan adalah gonta-ganti Hulu Keris.
 
 
Guru di bidang perkerisan saya agak kurang sepaham dengan hal yang saya lakukan ini, alasan utamanya adalah, apa yang saya perbuat itu menghilangkan jejak dan identitas pusaka yang bersangkutan, rupa-rupanya Guru saya ini menganut paham dan aliran orisinilitas. Jadi, sejelek apapun pakaian Kerisnya, asalkan saat didapatkan lengkap Bilah, Hulu, Cincin dan Sarung maka diupayakan tetap dijaga keasliannya dengan tidak menggantikan dengan pakaian yang lain.
Menurut saya, hal ini tentu saja sangat membosankan, coba kalau dianalogikan dengan pakaian kita, apa gak bosan kalau setiap hari pakai baju yang model itu-itu saja ?

Jadi, asal terlihat lebih menarik...tentu saja versi saya, Hulu (umumnya) akan tetap saya pindah-pindahkan ketempat yang lebih berhak menyandangnya.


Minggu, 15 November 2015

OMEGA CALENDAR

Omega Seamaster Calendar
Movement : Omega Caliber 503
Case : 35mm SS
Dial : White Honeycomb Dial
Function : Date & Hour

Dahulu, pada umumnya jam tangan hanya memiliki satu fungsi, yaitu menunjukkan waktu saja. Sesuatu yang baru mutlak diperlukan sejalan dengan berjalannya sang waktu, tehnologi semakin maju dan kreasi tak mungkin menunggu.
Akhirnya, Omega merilis jam tangan dengan fungsi penunjuk waktu dan tanggal, Seamaster Calendar (umumnya jika menyebut Seamaster Calendar, maka orang akan mengasosiasikannya dengan movement caliber 503, meskipun pada seri lain seperti caliber 562 terkadang juga ada yang menuliskan text CALENDAR pada dialnya) ini adalah perintis jam dengan fitur tanggal.

Saya tidak tahu pasti sejarahnya mengapa kemudian jam dengan fungsi tanggalan tidak dilanjutkan sesaat, ada masa vacum sampai ke generasi movement berfungsi yang sama diluncurkan kemudian hari. Teori saya adalah : 
"Masyarakat lebih memilih jam dengan fungsi penunjuk waktu saja, karena pada saat itu masih belum ada fungsi QUICK SET DATE, akan sangat merepotkan jika katakanlah dalam dua minggu jam tersebut tidak di pakai , maka jempol mereka akan bengkak karena memutar jarum jam sampai sekitar 12 X 24 jam !!!"

Teori saya ini didukung oleh fakta, beberapa penggemar jam , sampai sekarang masih suka mempermasalahkan tanggalan yang terlambat atau tidak cocok dengan hari sewaktu jam dipakai. Pada umumnya mereka kurang banyak membaca, kalau jam yang saya pakai itu jam vintage yang masih berdetik walaupun dengan segala kerepotan dan permasalahannya.

Kalau memang mau sangat tepat waktu, hari dan tanggal..mending pake jam di HP sajalah karena fungsi jam tangan versi saya adalah kebutuhan akan cara berpakaian dan sekaligus teman dalam mengatasi segala permasalahan kehidupan sehari-hari, maklumlah...tak sepanjang waktu istri tercinta menemani keseharian, jadi memang harus ada sesuatu yang saya cintai juga sebagai penggantinya, dan tugas itu saya serahkan kepada dompet dan jam tangan.

Saat dompet sedang sakit-sakitan, setengah berbisik kepada teman satunya Saya sering mengucapkan selamat tinggal, karena demi mengobati sahabat karibnya maka jam tangan pun harus bersedia mengorbankan diri untuk menebus biaya perawatannya.
Beberapa kali juga, teman-teman saya itu menjadi pahlawan keluarga kami, saat sedang membangun rumah tempat berteduh, tatkala sebagian temannya dilepas dengan harga BU...mereka malah menghasilkan dana lebih daripada saat mereka Saya jadikan teman. Namun itu sangatlah jarang ha ha....

Udah ah...


Jumat, 13 November 2015

VINTAGE OMEGA CONSTELLATION HONEYCOMB DIAL


Movement : Omega Caliber 505
Case : 35mm SS
Dial : Honeycomb Dial with arrowhead marker
Circa 1959s

Kalau tidak salah ingat, jam ini merupakan perpaduan 3 jam dengan tipe yang sama, dikarenakan sangat menyukai Dial nya yang unik dan cantik, 2 temannya terpaksa dimutilasi. Ada yang diambil case nya karena kondisi nya yang masih tajam, setajam silet...ada pula yang di pindahkan movement nya dikarenakan Ia sangat cemerlang, istilah kata belum kena obeng dan even bisa digunakan untuk berkaca di rotor/ bandulnya. Sebagian orang yang fanatik mungkin menganggapnya sebagai Franken watch, tapi memangnya mereka bisa tahu kalau ini franken jika tidak saya yang memberitahunya bahwa ini adalah Connie gabungan?.

Kamis, 12 November 2015

VINTAGE MARVIN SMALL SECOND

MARVIN SMALL SECOND

Movement : Marvin Manual Wound
Case : app. 35mm w/o Crown, Rose Gold Capped
Dial : Convex Dial with Arabic Marker
Hands : Daphine Hands with Sub/ Small Second
Circa 1960s
Lugs : Semi Fixed Fancy Lugs
Tidak banyak yang mengenal Marvin sebagai salah satu produsen Jam Tangan Swiss. Memang Rolex & Omega lebih banyak dikenal dikalangan kolektor untuk Mid-End Watch. Dan Marvin juga mungkin tidak memiliki Lini Legendaris seperti Rolex Submariner atau Omega Seamaster.
Termasuk sayapun demikian, kalau disebutkan kata MARVIN, maka yang terlintas pertama di kepala adalah judul sebuah album music dari Duo Australia "Frente !" yang berjudul "Marvin"The Album.

Namun, siapa pula yang tak kenal Marylin Monroe atau Che Guavara ???, dua nama tersebut adalah pemuka yang mengenakan Marvin sebagai Jam resminya CMIIW.

Dalam menggilai Jenis (jam tangan), tentu saja saya sangat menghindari hubungan sejenis :), lebih baik menyukai beragam jenis IMO. Karena terkadang bertemu dengan Kolektor yang hanya mempunyai hubungan sejenis, bicaranya menjadi kurang asyik. Kalau Monogami dalam pernikahan, mungkin bisa lebih baik daripada berpoligami, nah kalau di jam tangan, kebanyakan orang menjadi Fanboy-hardcore. Ngomongnya pake kacamata kuda, tidak bisa menikmati keindahan jam brand lain selain kecintaannya itu. So...HINDARILAH HUBUNGAN SEJENIS...!!!

Meskipun tidak ada yang sangat menonjol dari Marvin tua ini, namun aura vintage nya sangat mengena dan seakan membawa romansa saat bapak dan ibu saya masih remaja dulu.


Berikut saya copas sejarah singkatnya dari sebuah web :

Marvin didn’t begin as “Marvin”. It was founded in 1850 in Berne, Switzerland by the brothers Marc and Emmanuel Didisheim as a small watchmaking operation that finished watches using parts from outside suppliers. The first factory proper was opened in 1891 under the name Albert Didisheim et Freres, referring to Marc Didisheim’s sons who took over the operation. In 1893 the Marvin name was registered.
The name “Marvin” came about when the Didisheims began to introduce their products into the American market, starting in 1893 in New York. The name “Albert Didisheim et Freres” didn’t quite have the marketing punch needed in the US market, so the company took the name of their US distributor – Marvin. By 1905 Marvin was the principal name of the company but it was still run by the Didisheim family, who had now moved operations from Berne to La Chaux-de-Fonds.

Marvin quickly established itself as a brand that provided good design and quality finishing for reasonable money. In 1912 it became a true “manufacture” producing all of its components in-house. It had a state-of-the-art facility and a reputation for excellent treatment of its employees. Through the middle of the 20th century Marvin expanded and made a name for itself through motorsports sponsorship, international distribution, celebrity “endorsements” (Marilyn Monroe and Che Guevera both wore Marvins), and producing high quality movements for other brands.
Marvin Ski Ad
The success of Marvin peaked in the 1950s and 60s, by which point the company had produced nearly 7 million watches. The 1970s, however, were a different story. The introduction of the quartz movement in the late 60s by the Swiss industry was heralded as a breakthrough in high-technology timekeeping. Ironically, it would result in the near total destruction of the Swiss watch industry. While the first quartz movements were very expensive and occupied the upper end of the market, the second generation produced by Asian manufacturers were very inexpensive and still highly accurate and reliable.Marvin Chess Ad
The influx of cheap Asian quartz watches effectively killed the traditional mechanical watch industry. Hundreds of brands and suppliers folded, were liquidated, or were consolidated into larger groups of companies. Very few brands survived unscathed. Marvin was a victim of the “Quartz Crisis” and was absorbed into the Manufactures d’Horlogerie Suisses Reunies (MSR) conglomerate in 1970. The brand subsequently disappeared, aside from a few offerings during the 1980s and 1990s, after MSR absorbed the manufacturing facilities.
In 2002 the Marvin brand was purchased from MSR by Cecile and Jean-Daniel Maye, who had previously run Time Avenue and Nina Ricci. The story goes that the Mayes were interested in the history and strength of the Marvin name, and approached the descendants of the Didisheims about purchasing the rights to restart the brand. After much back and forth, they finally agreed over a bottle of wine and Marvin was reborn.
Marvin Motorist Ad
By 2007 the new Marvin lineup was introduced through a clever “New Times, New Codes” advertising campaign that created a unique, playful identity around the brand. Clients became “Transumers” and were invited to fill out an quirky “Mood Generator” survey on the brand website to help choose the perfect Marvin for their personality. The brand made use of the emergence of social media online to create awareness and promote the watches. Facebook and various blogs became avenues of advertising. It was clear from the beginning that Marvin was not going to be a stodgy, traditional brand. It was going to be a young, hip and distinctive brand that would take advantage of the internet to spread awareness of the products.
Marvin Malton Regulator Ad
The new Marvin lineup is geared towards affordable luxury. The Marvin philosophy has always been to provide quality and fine finishing for reasonable prices. There was a concise summary posted on the brand’s blog : “…the ‘democratization’ of fine Swiss watch ownership was always a value dear to Marvin since 1850. Our founders embraced a non-elitist vision of watchmaking. To them, artful design, unquestionable quality, and obsession with detail were not incompatible with affordability. Quite the contrary. Why? Because the message behind Marvin ownership is one of trust and dependability. The exclusivity is in being part of the Marvin family. And the price of belonging should never be prohibitive, or it would defeat the brand’s original values.” (original post here)
Since 2007 Marvin has developed into an interesting brand that is offering exceptional watches for very fair prices. In 2010 they released the Malton 160 and Sebastien Loeb collections to celebrate the 160th anniversary of the company; in keeping with the brand philosophy, these new timepieces offer very good quality, design and finishing for very reasonable prices. As always Marvin has stayed true to its roots as a provider of a good product that is accessible to all, a refreshing alternative perspective in the Swiss luxury watch market. 

Sumber :
http://www.mattbaily.ca/en/blog/2011/04/18/brief-history-marvin-watches/

Rabu, 11 November 2015

VINTAGE LONGINES CONQUEST PROJECT

Sekitar tahun 1960an, Longines mengeluarkan jajaran Flagshipnya untuk meramaikan persaingan Jam Mid-End, sasarannya adalah Omega Constellation dan Rolex Oyster / Datejust. 
Diberi nama Conquest, diharapkan jam ini dapat menaklukkan para kompetitornya, dan tidak main-main, movement yang disematkan dalam badan Conquest adalah lini terbaik berupa Mesin Caliber 19AS, yang diakui adalah sebagai salah satu movement terbaik di zamannya.
Bagi penggila Longines, jam ini adalah jam yang paling dicari untuk urusan Dresswatch, berikutnya baru Longines Flagship atau juga tipe Admiral.
  
Kadang-kadang, seorang watchaholic bereksperimen, membangun sendiri sebuah jam dari kepingan-kepingan part menjadi sebuah jam yang utuh, demi kepuasan pribadinya. Termasuk saya, Longines Conquest ini sudah hampir 3 tahun saya bangun, berawal dari Dial yang saya dapatkan dari UK, lalu Movement dan Case dari Polandia serta kaca mika dan crown yang tidak original dari Pasar Senen. Dirangkai oleh seorang watchmaker di jalan Kembang Sepatu dan eng ing eng...jadilah dia jam yang cantik ini.

Baru sekitar 4 bulan lalu jam ini selesai dan bangun kembali dari tidur panjangnya, namun masih tersisa problem, second hand nya masih sering menyangkut di Minute hand, sehingga harus dioperasi kembali, no big deal, tapi karena saya sudah malas berurusan dengan obeng dan pinset maka lebih baik saya serahkan pada ahlinya. 
Pada caseback, terdapat emblem emas dengan lapisan seperti gel berwarna hijau yang berada diperut ikan, mungkinkah ini logo ikan Salem yang berusaha sepanjang tahun menaklukkan derasnya arus sungai untuk mencapai hulu lalu kemudian berkembang biak?.
Embelm ini mencontek style nya Omega Constellation, tidak hanya Conquest banyak juga jam-jam yang meniru dengan menaruh logo emas di caseback, katakanlah Grand Seiko atau King Seiko, Titoni Air Master, Cammy Sputnik sedangkan Longines sendiri menerapkannya juga di seri-seri atas dresswatch nya. Bukan ide yang orisinil, tapi memang cukup berhasil untuk menanamkan image sebagai jam yang sangat spesial.
Logo ikan adalah ciri khusus untuk Tipe Longines Conquest dengan bahan Steel atau Goldcapped, untuk Longines Conquest dengan bahan All Gold, maka logo pada caseback nya berupa Ombak dengan gel berwarna biru. Untuk seri-seri tertentu, Conquest juga ada yang tanpa emblem emas di casebacknya, tentu saja ini membuatnya menjadi kurang laik untuk dikoleksi.

Lugs yang gemuk dan tebal, membuat apapun jenis dan tipe strap yang disematkan menjadi enak dipandang. Lapisan emas 14K nya pun masih sangat baik dengan hanya sedikit guratan-guratan halus (hairlines) yang menceritakan perjalanan waktu lebih dari separuh abad.
Fitur calendar di index jam 12 membuatnya sangat spesial, jarum nya juga adalah jarum terseksi yang pernah saya lihat dari sebuah jam tangan, sure...tidak ada yang lebih seksi dari jarum ini.
Dial terbuat dari bahan 18K Yellow Gold, dengan bentuk berlapis yang sangat indah, dan kembali saya akui bahwa dial ini mungkin setara dengan keindahan Stepped Pie Pan Dial nya Omega Constellation, sorry buat penggemar ROLEX ; Rolex tidak pernah membuat dial seindah ini CMIIW.
So, bagaimana pendapat anda tentang Project satu ini?